Sabtu, 13 Februari 2010

Welcome To Beijing

20 Januari 2010
Awalnya aq bingung, siapa orang yang pagi2 buta begini membangunkan orang tidur. Karena ketukannya tidak juga berhenti, akhirnya aq membuka pintu kamar. Dan aq kaget setengah mati karena yang ada di depanku adalah laki2 penjemput motel, yang membuat aq kaget bukan karena orangnya, tapi wajahnya mengingatkan aq kalau aq ada penerbangan pagi hari ini. Dan aq lihat jam tanganq, ternyata jadwalq telah terlambat 15 menit. Akhirnya aq membangunkan Diera dan langsung menyuruh dia bersiap2, tanpa shalat Subuh terlebih dahulu (semoga Allah memaafkan aq, karena waktu sangat mepet. Toh aq msh sempat shalat di pesawat). Akhirnya aq dan Diera telah siap, kami menunggu di lobi motel.tapi orang laki2 itu tidak ada, yang ada hanya seorang wanita paruh baya yang telah siap menunggu diantar ke bandara. Orang laki2 yang membangunkan kami tadi ternyata sedang mengantar tamu motel yang lain menuju bandara, 5 menit kemudian laki2 itu datang dengan mobil sedan mitsubishinya. Kami dan wanita itupun diantar hingga ke pintu masuk Chengdu Shangliu Int’l Airport. Jujur, aq sangat terkesan dengan semangat, kejujuran, kebaikan dan kemurah hatian laki2 ini, sempat terpikir untuk member dia tip 10 Yuan, tapi aq pikir2 uangq sedikt jadi yang bisa aq lakukan hanya bersalaman dengan dia dan berkata “xie xie” (terima kasih).
Setelah masuk bandarakami secepatnya chen in, karena kami agak terlambat kami sangat terburu2 untuk melakukan chek in. setelah bertanya pada meja informasi, kami disuruh antri dari pintu 36-47. Yang ternyata semuanya sedang antri panjang. Tidak berapa lama, kamipun chek in dan lega rasanya sudah masuk lounge bandara.
***
Pukul 7.20, petugas Bandara berkata dalam bahasa China yg artinya kurang lebih bahwa pesawat yang akan membawa kami telah siap dan dimohon untuk bersiap2 di gate masuk. Kamipun menuju ke gate 8, pintu masuk pesawat kami.
Pesawat ini milik maskapai Shicuan Airlines (SCAL), aq melihat pesawat ini cukup bagus untuk ukuran maskapai di provinsi miskin. Menggunakan pesawat Airbus A320-300. Cukup nyaman untuk perjalanan jauh. Perjalanan ini akan menempuh perjalanan 2 jam untuk smpai d Beijing. Di dalam pesawat, tidak ada pramugari yang memperagakan petunjuk keselamatan atau apapun yang biasa kita temui d Indonesia, karena petunjuk keselamatan dilakukan dengan menggunakan LCD. Lumayan canggih dan nyaman juga pesawat ini. Waktu terbang ada pramugari yang membagikan Koran, beberapa saat kemudian pramugari membawa selimut dan menawarkan kepada penumpang yang kedinginan, tidak lama kemudian pramugari datang menawarkan minuman, semua lengkap, dari air putih, the, kopi, cola dan sebagainya. Aq hanya memesan air putih, karena takut bayarnya mahal kalau pesan minuman yg aneh2, hehe. Bersamaan dengan itu, ada pramugari yg datang membawa breakfast lengkap dengan makanan pencuci mulutnya. Awalnya ragu, apakah makanan ini gratis atau bayar, karena di Indonesia Cuma maskapai kelas premium yang menikmati hal semacam ini. Tapi akhirnya aq terima juga walaupun sedikit ragu. Tidak lama kemudian ada lagi pramugari yang membagikan kue, lalu datang lagi yang menawari tambahan minuman. Jujur, setelah menerima semua itu, aq meng-estimasi kira2 habis berapa untuk pelayanan yang aq terima ini, aq takut akan menguras Yuan yang aq bawa. Akhirnya aq tahu bahwa semua pelayanan tadi adalah gratis ketika akan turun dari pesawat, karena tidak ada orang yang menagih kami, hehe. Pantas saja, perjalanan 2 jam ini tidak terasa karena pelayanan maskapai yang betul2 bagus. Berbeda dengan maskapai pesawat di Indonesia. Jujur, karena sudah merasakan enaknya dan nyamannya terbang dengan maskapai luar negeri, aq jadi ngeri kalau naik pesawat Indonesia yang notabene dari negaraq sendiri. Sebagian besar, menggunakan pesawat tua, pelayanan tidak bagus bahkan terkesan asal2an. tidak ada makanan, tidak ada kue atau hidangan kecil2 dan lama perjalanan serasa lama walaupun terbang hanya 1 jam 10 menit (Surabaya-Jakarta).
***
WELCOME TO BEIJING….
Akhirnya pesawat sampai di Beijing International Airport, sangat besar dan sangat bagus bentuk bangunannya. Luar biasa arsitektur bandara ini. Setelah melalui proses kedatangan pada umumnya, kami langsung mencari tempat mengambil bagasi. Setelah mendapat bagasi kami mulai menuju pintu keluar. Setelah itu tampak ada meja Tourist Information, aq bertanya kemungkinan perjalanan ke Tianjin. Dia menyarankan untuk naik bis dari bandara yang langsung berhenti di Tianjin dengan harga 70 Yuan per orang. Aq bertanya lagi, bagaimana kalau naik fast train, dia bilang kereta itu ada di pusat kota, dan aq harus menuju ke pusat kota terlebih dahulu. Karena tidak tahu arah dan takut tersesat, akhirnya kami memilih bis kota ini dan membayar sebesar 70 Yuan (sekitar Rp 105.000).
Tepat sesuai jadwal pukul 10.30 bis berangkat. Tidak terlambat 1 menitpun walaupun penumpang belum penuh. Ketepatan waktu sangat diperhatikan disini. Bis masih belum beranjak keluar dari terminal. Bis masih akan menjemput penumpang lagi di bandara 2. Posisi kedatangan pesawat kami adalah bandara 3. Setelah berhenti beberapa saat, bis sudah siap berangkat lagi dan mulai keluar dari wilayah Beijing Int’l Airport. Ternyata bendara ini sangat besar, dibedakan menjadi 3 terminal yang kesemuanya jaraknya cukup jauh. Dari terminal 3 ke terminal 2 jaraknya sekitar 2 Km. Untuk parkir kendaraan berada diluar kawasan bandara. Sekitar 200 meter dari terminal 2. Jadi bisa dibayangkan berapa luas total dari bandara ini.
***
Bis mulai membelah kota Beijing, tapi kami tidak dapat menikmati indahnya kota karena bis melakukan perjalanan lewat tol secara terus-menerus hingga sampai kota Tianjin. Yang dapat kami lihat hanya jalan, kendaraan roda 4 atau lebih dan salju yang ada di mana-mana. Sehingga membuat perjalanan 120 Km ini terasa sangat membosankan,
WELCOME TO TIANJIN….
Pukul 13.15 kami sampai di Terminal Bus. Tepatnya di Nankai District. Dekat dengan Nankai University, salah satu universitas terbaik di China. Dan tidak disangka ternyata kami telah ditunggu oleh Seven dan temannya. Aq tidak mengenalinya, tapi dia yang duluan memanggil kami. Akhirnya aq pun bertanya, kamu Seven? Dia menjawab ya aq Seven. Dan kami pun mengobrol banyak sambil jalan menuju restoran sesuai usul Seven, dan karena perut kami sangat lapar setelah perjalanan jauh ini kami tidak menolak. Setelah masuk restoran, kami melihat menu dan menunjuk nasi goreng seharga 8 Yuan dan air mineral. Mungkin Seven salah tangkap mengira tentang pesanan kami, sehingga kami kaget mendapat mie goreng dan coca cola. Tapi tidak apa2, semua sudah terjadi. Yang penting dihajar saja makanan di depanq. Rasa mienya enak (mungkin ada campuran minyak babinya, aq gak tahu. Semoga Allah memaafkan aq, karena disini semua hal mengandung babi). Sewaktu makan kami membicarakan banyak hal, mulai dari kuliah, cerita hidup, keadaan di Indonesia hingga cita2 pun ditanyakan. Ternyata Seven dan temannya tidak seberapa paham juga tentang bahasa Inggris. Aneh memang padahal dia adalah seorang mahasiswa farmasi. Namun, itulah kenyataannya, orang China bangga dengan bahasanya sendiri dan tidak terlalu ditekankan untuk belajar bahasa dari Negara lain.
Selesai makan kami mencari2 penginapan untuk kami mala mini, karena home stay bisa ditempati esok hari,sang pemilik rumah masih ada ujian akhir. Dan kami pun setuju untuk mencari penginapan untuk 1 malam ini, walaupun sebenarnya hati kami gundah karena uang kami akan terkuras cukup dalam kalau kami menginap di penginapan lagi. Kami berempat, aq, Diera, seven dan Liliana berjalan kira2 200 meter sampai ke dekat penginapan terdekat. Liliana lalu masuk kedalam hotel dan menanyakan harga hotel, sementara kami menunggu diluar. Tidak berapa lama Liliana keluar dan ternyata harga hotel terlalu mahal yaitu 150 Yuan. Akhirnya Seven menelepon pusat informasi China untuk mendapatkan harga hotel paling murah. Oya, di China ada smacam layanan informasi, semua hal dapat ditanyakan. Mulai dari informasi sekolah, hotel, restoran, pesawat dan semua hal2 yg berhubungan dengan publik. Setelah beberapa saat Seven berbicara dengan operator dia menyarankan kami untuk memilih 2 pilihan hotel. Yang pertama adalah hotel dikawasan Nankai University yang 1 kamar dihuni 4 orang dengan harga 25 Yuan per orang, lalu yang satunya berada di kawasan Nankai University juga namun 1 kamar untuk 2 orang dengan harga 80 Yuan per kamar. Akhirnya kami memilih pilihan pertama, 25 Yuan per orang karena pertimbangan uang kami yang sedikit. Kemudian Seven menyarankan kami untuk berjalan lagi 100 meter untuk mencegat bis kota. Jujur, bawaan kami sangat berat, aq membawa 15 Kg dalam koper dan 7 Kg tas ransel, sedangkan Diera lebih parah lagi 20 Kg dalam koper dan 7 Kg dalam ranselnya. Barang2 ini membuat kanmi kesulitan membawanya, apalagi tenaga kami banyak terkuras didalamnya. Akhirnya Seven memilih taxi, karena mungkin kasihan dengan kami. Dia mencegat taxi dan kami memasukkan koper2 kami dalam bagasi. Jujur, taxi ini sangat jelek, berbeda dengan taxi2 lainnya di Tianjin. Taxi di China memang tidak sebagus taxi2 di Indonesia, tapi untuk mobil pribadi di China mayoritas lebih bagus dan lebih mewah. Kita dapat dengan mudah menjumpai mobil merk BUICK, VW, AUDI, CADILLAC dsb. Tapi mobil2 merk local China masih mendominasi. Setelah itu taxi berjalan kira2 15 menit dan ketika turun Seven membayar 10.7 Yuan. Kemudian dia menyuruh kami berjalan sepaanjang 1 Km untuk menuju ke hotel yang kami pilih. Kira2 20 menit kami berjalan dengan membawa bawaan yang sangat berat disertai udara dingin mencekam, kami sampai di lobi hotel. Dan ketika bertanya tentang harga, resepsionis hotel hanya menyediakan standart room untuk orang dari Negara lain dengan harga 160 Yuan. So, kami langsung menuju ke pilihan yang kedua, yaitu 80 Yuan. Akhirnya kami memutuskan berjalan lagi sejauh kira2 800 meter. Kami sampai di tempat penginapan dan Liliana kemudian menemui pemilik penginapan bersama kami sedangkan Seven menunggu barang bawaan kami dibawah. Setelah sampai di ruangan pemilik penginapan, terjadilah percakapan panjang yang tidak kami mengerti. Setelah mereka selesai berbicara, akhirnya sang pemilik menyuruh anaknya untuk membersihkan kamar yang akan kami tempati. Setelah itu sang pemilik memberikan kami kunci kamar, dan kami membayar 80 Yuan sesuai kesepakatan dan menaruh jaminan 10 Yuan. Setelah itu kami berjalan lagi untuk mencari kamar kami sekitar 100 meter. Akhirnya sampailah kami di kamar kami. Lumayan besar, ada dapur (tapi tidak berfungsi), ada kamar mandi dengan pemanas air (tapi kadang2 airnya dingin), ada 2 tempat tidur, ada TV dan tiap ruangan ada heater-nya. Lumayan untuk sebuah kamar. Jam 00.45 kami tertidur, karena sebelumnya kami terlalu asyik bermain laptop.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Saya persilahkan Anda untuk meng-copy file yang ada di sini. Namun saya juga berharap Anda memberi komentar pada tulisan ini. Terimakasih